LAPORAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi
Sifat Kimia Tanah
Agregat
Tanah
Disusun
oleh:
Setyo
Dwi Azhari
15711061
PROGRAM
STUDI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
JURUSAN
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEHNIK
NEGERI LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
TAHUN
2015
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Struktur
tanah adalah susunan butir-butir primer dan agregat-agregat pimer tanah yang
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang
disebut agregat. Tanah yang berstruktur baik akan membantu fungsinya sebagai
faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah yang berstruktur
jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Struktur tanah
terbentuk dengan jalan penggabungan butir-butir primer tanah oleh pengikat
koloid tanah, yaitu koloid liat dan humus menjadi agregat primer.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemantapan agregat tanah
ini yaitu aktivitas organisme di dalam tanah, penutupan tanah karena terdapat
tajuk daun si permukaanya dan pengolahan dari tanah itu senidiri. Hal tersebut
harus dikurangi sebagai stabilitas agregattanah. Kemantapan agregat sendiri
dapat terjadi karena adanya proses flokuasi dan fragmentasi. Kestabilan tanah
juga berpengaruh terhadap pori-pori tanah.
Pemantapan agregat tanah sangat penting untuk pertanian serta
perkebunana. Tanah denganagregat yang baik pasti akan memberikan kondisi yang
baik untuk pertumbuhan tanaman. Akar tanah dapat memengaruhi terhadap daya
penahan air sehingga mampu menciptakan lingkungan fisik yang sangat baik. Jika
tanah dengan agregat yang kurang stabil makaagregat tanah itu mudah hancur.
Nah, butiran halus dari hancurnya tanah tersebut mampu menyumbat pori-pori
sehingga terjadilah stabilitas agregat.
B.
Tujuan
·
Menambah keterampilan mahasiswa pada mata kuliah dasar – dasar
ilmu tanah
·
Untuk mengetahui kemantapan agregat tanah terhadap tetesan air.
TINJAUAN
PUSTAKA
Agregat tanah ialah Partikel-partikel
primer di dalam tanah tergabung dalam suatu kelompok, yang merupakan satuan
dasar struktur tanah. Agregat terbentuk diawali dengan suatu mekanisme yang
menyatukan partikel-partikel primer membentuk kelompok atau gugus (cluster) dan
dilanjutkan dengan adanya sesuatu yang dapat mengikat menjadi lebih kuat
(sementasi) (Baver et al., 1972).
Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu penyerapan unsur hara. Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan peran-peran penting mikroba tersebut (Hakim, 1986).
Kemantapan agregat sangat penting bagi tanah pertanian dan perkebunan. Agregat yang stabil akan menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Tanah yang agregatnya, kurang stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur. Butir-butir halus hasil hancuran akan menghambat pori-pori tanah sehingga bobot isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat. Kemantapan agregat juga sangat menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Kemampuan agregat untuk bertahan dari gaya perusak dari luar (stabilitas) dapat ditentukan secara kuantitatif melalui Aggregate Stability Index (ASI). Indeks ini merupakan penilaian secara kuantitatif terhadap kemantapan agregat (Santi, 2008)..
Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu penyerapan unsur hara. Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan peran-peran penting mikroba tersebut (Hakim, 1986).
Kemantapan agregat sangat penting bagi tanah pertanian dan perkebunan. Agregat yang stabil akan menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Tanah yang agregatnya, kurang stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur. Butir-butir halus hasil hancuran akan menghambat pori-pori tanah sehingga bobot isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat. Kemantapan agregat juga sangat menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Kemampuan agregat untuk bertahan dari gaya perusak dari luar (stabilitas) dapat ditentukan secara kuantitatif melalui Aggregate Stability Index (ASI). Indeks ini merupakan penilaian secara kuantitatif terhadap kemantapan agregat (Santi, 2008)..
Kemantapan agregat tanah yakni rata-rata agregat tanah yang
bertahan melawan penggenangan karena air hujan. Agregattanah ini terjadi
diawali dengan mekanisme penyatuan partikel primer yang membentuk kelompok
bagian dan selanjutnya akan diikat oelh sesuatu yang lebih kuat atau disebut sementasi.
Tanah memiliki beribu-ribu organisme yang hidup di dalamnya. 100 juta lebih
mikroba per gram tanah pertanian yang subur terkandung dalam tanah pertanian.
Mikrobayang hidup di dalam tanah tersebut memiliki banyak manfaat bagi petani.
Pasalnya, mikroba-mikroba tersebut dapat menghancurkan limbah organik yang baik
sebagai pupuk, mendaur ulang usur hara tanaman, merangsang tanaman untuk serega
tumbuh cepat dan lain sebagainya. Jadi, jangan sampai pertanian dan perkebunan
mengalami stabilitas agregat tanah yakni gaya perusak tanah dari luar.
Stabilitas agregat sendiri dapat diketahui melalui perhitungan
kuantitatif degnan cara ASI atau Aggregate Stability Index. Perbaikan sifat
tanah dapat diketahui melalui pembentukan dari struktur tanah itu sendiri. Perbaikan
tersebut seperti permeabilitas yang terus diperbaiki. Perkembangan akar tanah
secara langsung akan terpengaruh karena perbaikan struktur tanah ini. Akar
tanaman yang terdapat dalam tanah kering dengan adanya perbaikan struktur tanah
ini akan membuat akar tersebut dapat menyerap unsur hara serta air. Lahan yang
kering disebabkan oleh miskinnya bahan organik.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemantapan agregat tanah
ini yaitu aktivitas organisme di dalam tanah, penutupan tanah karena terdapat
tajuk daun si permukaanya dan pengolahan dari tanah itu senidiri. Hal tersebut
harus dikurangi sebagai stabilitas agregattanah. Kemantapan agregat sendiri
dapat terjadi karena adanya proses flokuasi dan fragmentasi. Kestabilan tanah
juga berpengaruh terhadap pori-pori tanah.
METODOLOGI
A. Waktu Dan Tempat
Tempat praktikum di laksanakan di
labolatorium tanah POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG, pada hari senin, tanggal
16 November 2015 pukul 14.40 - 16.30 WIB.
B. Alat Dan Bahan
Alat:
·
buret
berskala,
·
penggaris
·
petridish
Bahan :
·
sample
Tanah / tanah horizon A dan tanah
Horizon B
·
air
·
Kertas
merang,
C. Prosedur Kerja
1.
Isilah
buret dengan air sampai batas 0
2.
Hitung
radius tetesan air dengan cara mengukur volume 10 tetes air dan di anggap
tetesan tersebut berbentuk bulat. Ulangi sampai 5 x dan hitung rata rata nya.
3.
Letakkan
sebuah agregat yag berdiameter + 3,5 cm di atas beberapa lapisan kertas merang
.
4.
Tetesi
agregat terebut dengan air dari buret yang ujung nya berjarak 20 cm dari
agregat tanah.
5.
Hitung
jumlah tetes air yang di perlukan untuk menghancurkan setiap agregat.
HASIL
PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Praktikum
No
|
Volume
|
1
|
0,2m
|
2
|
0,2m
|
3
|
0,3m
|
4
|
0,3m
|
5
|
0,3m
|
Jumlah
|
1,3m
|
Jenis Tnah
|
Diameter Agregat
|
Jumlah Tetesan Air
|
Agregat Tanah
|
Horizon A
|
0,5 cm
|
3050
|
79,3 ml
|
Horizon B
|
5 cm
|
370
|
9,62 ml
|
Horizon A
pada
kelompok kami sample tanah yang kami dapatkan diameter agregat pada horizon A
0,5 cm, dan agregatnya 79,3 ml, dapat di tembus dengan tetesan air sebanyak
3050, tetes.
Cara menghitung:
Diketahui =0,3m
=
Jumlah tetesan ke =
= 305 x 0,26
= 79,3 ml
Horizon B
Pada
horizon blebih cepat di tembus oleh tetesan air di bandingkan dengan horizo A.
Pada horizon A didapat diameter agregat 5cm, jumlah tetesan yang dapat menembus
tanah adalah 370 tetes, sehingga didapat agregat tanahnya 9,62.
Diketahui =0,3m
=
Jumlah tetesan ke =
= 37 x 0,26
= 9,62 ml
B.
Pembahasan
Dari tabel
hasil praktikum kami tersebut dapat diketahui bahwa tanah sampel tanah horizon A
yang kami bawa memiliki tanah dengan ketahanan yang sangat kuat dengan
membutuhkan 3050 tetes air untuk membuat tanah utuh tersebut sampai berlubang
atau hancur. Hal tersebut menunjukan bahwa sampel tanah horizon A memiliki
struktur tanah yang sangat keras sehingga apabila saat terkena air hujan tidak mudah mengalami erosi
karena kemantapan agregat yang cukup tinggi.
Pada sampel
tanah horizon B yang dapat memiliki
tanah dengan ketahanan yang rendah di bandingkan pada sample tanah horizon A.
Yakni membutuhkan 370 tetes air untuk membuat tanah utuh tersebut sampai
berlubang atau hancur. jenis ini lebih
mudah mengalami erosi ketika terkena air hujan, karena tanah jenis ini memiliki
kemantapan agregat yang rendah
Kemantapan
agregat pada horizon A lebih tinggi dibandingkan dengan horizon B, jadi pada
horizon B lebih mudah mengalami erosi dibandinkan dengan horizon A.
KESIMPULAN
Kemantapan agregat sangat penting
bagi tanah pertanian dan perkebunan. Agregat yang stabil akan menciptakan
kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat dapat menciptakan
lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya
terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Tanah yang agregatnya, kurang
stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur.
Butir-butir halus hasil hancuran akan menghambat pori-pori tanah sehingga bobot
isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat. Kemantapan
agregat juga sangat menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosI.
Jadi dapat disimpulkan dari hasil
praktikum kami bahwa Kemantapan agregat pada horizon A lebih tinggi dibandingkan dengan
horizon B, jadi pada horizon B lebih mudah mengalami erosi dibandinkan dengan
horizon A.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku panduan praktikum dasar dasar ilmu tanah pkd
016 oleh :ir iwan gunawan, m.p.
http://tutialawiyahromdony.blogspot.co.id/2011/04/penetapan-kemantapan-agregat-tanah.html
MGM Grand: Where's the casino from and from - Drmcd
ReplyDeleteThe casino is located in the heart of the Fremont 상주 출장샵 Street Experience. It is not 부천 출장안마 far from 안동 출장안마 the Fremont Street 청주 출장마사지 Experience. From the 대전광역 출장샵 elevator to the casino, you